Sirotulmustaqim : BAB I (TITIK MULA SEBUAH PERJALANAN)
Di suatu waktu yang sangat syahdu…di tempat yang sangat tinggi dan mulia…di atas lapisan langit-langit yang biru… di waktu itu dan di tempat itulah manusia pertama dicipta-kan. Diciptakan dari gumpalan tanah yang dibentuk dan disusun langsung oleh Pencipta alam semesta…Alloh . Sebelum gumpalan tanah itu menjadi makhluk hidup yang sangat dimuliakan dan diberi nama Manusia… telah terjadi dialog sakral di alam yang sakral pula.
Alloh berfirman:
“Ingatlah ketika Robbmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang kholifah di muka bumi. Merekapun (para malaikat) berkata: Mengapa Engkau menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? (Alloh) berfir-man: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” [QS. Al Baqoroh (2) (2): 30]
Setelah itu diciptakanlah tubuh makhluk itu oleh kedua tangan Alloh sendiri dan ditiupkan padanya ruh dan seketika hiduplah tubuh itu menjadi seorang makhluk baru. Kemudian setelah Alloh mengajarkan ilmu kepada makhluk itu dan dibuktikan ketinggian ilmunya kepada para malaikat, maka diperintahkanlah para malaikat untuk bersujud kepada makhluk baru ini sebagai tanda penghormatan dan kemuliaan baginya dan ketundukan kepada penciptanya, maka sujudlah para makhluk yang suci itu.
Alloh berfirman:
“(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Ku-sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya.” [QS. Shod (38) (38): 71-72].
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemuka-kannya kepada para malaikat seraya berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian memang benar orang-orang yang benar!. Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Alloh berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberi-tahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Alloh berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepada kalian, bahwa Sesungguhnya Aku menge-tahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan?”. Dan (Ingatlah) ketika kami ber-firman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” Maka sujud-lah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur maka jadilah ia dari golongan orang-orang yang kafir.” [QS. al Baqoroh (2) : 31-34].
Akan tetapi di sana ada satu makhluk yang menolak untuk bersujud, menolak perintah dari Sang Pencipta. Apakah gerangan sebabnya? Apakah karena dia bukan dari bangsa malaikat, lantas merasa tidak tercakup dalam perintah itu? Bukan! Sama sekali bukan itu sebabnya! Tetapi sebabnya adalah kesombongan! Kesombongan atas makhluk baru ini karena merasa lebih tinggi dari padanya. Sombong pula ketika menganggap bahwa perintah Alloh tidak harus dilaksanakan tanpa disaring oleh akalnya terlebih dahulu. Dialah Iblis terkutuk! Makhluk yang setelah itu dilaknat sampai hari kiamat, dijauhi dari rahmat Alloh .
Alloh berfirman:
“(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku-sem-purnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan jadilah dia termasuk orang-orang yang kafir. Alloh berfirman: Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. Iblis berkata: Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Keluarlah kau dari surga! Sesung-guhnya kau adalah orang yang terkutuk, sesung-guhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” [QS. Shod (38) : 71-78]
Adapun Adam sang manusia pertama telah dirahmati Alloh dan dikaruniai seorang istri yang diciptakan dari tulang rusuknya sendiri. Mereka berdua dimuliakan Alloh dengan dimasukkan ke dalam surga yang indah, penuh kemudahan, tidak ada padanya kesusahan dan kesedihan, segalanya sangat menyenangkan sekali. Ketika itu Alloh pun berpesan kepada keduanya dengan pesan-pesan yang sangat mulia.
Alloh berfirman:
“Dan kami berfirman: “Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik kapan saja kalian kehendaki, dan janganlah kalian dekati pohon ini, kalau kalian dekati maka kalian akan menjadi orang-orang yang dzolim.” [QS. al Baqoroh (2): 35]
“Maka kami berkata: Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istri-mu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi sengsara”. [QS. Thoha (20): 117]
Tetapi ternyata Adam dan istrinya tidak sanggup melaksanakan pesan-pesan itu, ketika setan yang sudah terlaknat itu berhasil menipu mereka dengan bujukan-bujukan laksana seorang penasehat yang setia.
“Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya keteguhan yang cukup”. (QS. Thoha (20): 115)
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” [QS. Thoha (20): 120]
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mere-ka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Robbnya dan sesatlah ia. Kemu-dian Robbnya memilihnya dan menerima taubat-nya serta memberinya petunjuk”. [QS. Thoha (20): 121-122]
“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari aurat mereka dan setan berkata: Robb kalian tidak melarang kalian untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga). Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. Sesungguh-nya saya adalah seorang penasehat bagi kalian berdua. Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah mencicipi buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Robb mereka menyeru mereka: Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kalian: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua?” [QS. al A’rof (7): 20-22]
Sebenarnya sebelum kejadian itu Setan pun telah meng-ucapkan ancaman-ancamannya terhadap Adam dan anak-cucu keturunannya.
Alloh berfirman:
“Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus (Sirotulmustaqim).” [QS. al A’rof (7): 16]
“Iblis menjawab: (aku bersumpah) demi kejayaan Mu (demi Alloh), Aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka.” [QS. Shod (38): 82-83]
“Iblis berkata: Wahai Robbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, akan kujadi-kan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” [QS. al Hijr (15): 39]
“Dia (Iblis) berkata: Lihatlah orang yang Engkau muliakan atas diriku ini, Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya akan kusesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil.” [QS. al Isro’ (17): 62]
Kedua jenis makhluk yang saling bermusuhan itu pun sama-sama terusir! Diturunkan ke bumi, tempat mereka menjalani kehidupan sampai datang kepada mereka kematian. Tetapi keadaan di antara keduanya sangat berbeda.
Adam dan istrinya diturunkan setelah meraih ampunan dari Alloh dengan sebab taubat mereka yang mana taubat itupun Alloh lah yang mengajarkannya. Maka turunlah Adam ke bumi sebagai orang yang sudah disucikan dari dosa tersebut dan turun sebagai seorang nabi.
Sedangkan Iblis yang sombong dan congkak, bukannya bertaubat ketika ditegur tetapi malah menyombongkan dirinya, menantang dan memprotes hukum serta perintah Alloh , maka iapun mendapatkan laknat (lawannya rahmat) sampai hari kiamat.
Alloh berfirman:
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Robbnya, Maka Alloh menerima taubatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. [QS. Al Baqoroh (2): 37]
“Kemudian Robbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk”. (QS. Thoha (20): 122)
“Alloh berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Turunlah Kau dari surga itu!! tidak sepatutnya kau menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah, sesungguhnya kau termasuk orang-orang yang hina. Iblis menjawab: Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Alloh berfirman: Baiklah! kamu termasuk mereka yang diberi tang-guh. Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Alloh berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kalian semuanya.” [QS. al A’rof (7): 12-18]
A. Pesan di Gerbang Surga.
Di pelepasan kedua makhluk Alloh itu, Alloh pun memberi pesan terakhir sebelum mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan liku-liku kesedihan dan kesulitan. Kehidupan yang penuh cobaan dan pertarungan di antara keduanya.
Alloh berfirman:
”Alloh berfirman: Turunlah kalian semua dari surga!!, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta”. [QS. Thoha (20): 123-124]
“Kami berfirman: Turunlah kalian semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [QS. al Baqoroh (2): 38-39]
Turunlah Adam dan istrinya untuk menjalankan tugas yang memang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu:
“Beribadah hanya kepada Alloh dengan menyandang jabatan sebagai Kholifah di muka bumi”.
Jadilah kehidupan surga yang pernah dikenyamnya sebagai perindu didalam fitrahnya dan fitrah keturunannya untuk merindukan kampung halaman asli mereka, surga yang abadi. Jadilah pula penipuan Iblis atasnya sebagai pelajaran baginya dan keturunannya.
Alloh berfirman:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian sampai ditipu oleh setan sebagaimana Ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari surga. Ia menanggalkan dari keduanya pakaian mereka untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat-aurat mereka. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kalian sedangkan kalian tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman .” [QS. al A’rof (7): 27)]
B. Sebuah Ancaman Abadi
Dengan rasa berang karena dengki dan dendam kepada Adam serta ledakan kekufuran yang sangat dahsyat yang selama ini terpendam didalam lapisan bawah hatinya, Iblis pun berteriak: “Akan ku-duduki jalan-Mu yang lurus! Akan ku-cegah mereka untuk menitinya!!”.
Alloh berfirman:
“Iblis menjawab: Karena Engkau telah menghukum-ku tersesat!, Akan ku-halangi mereka dari jalan yang lurus (Sirotulmustaqim)!” [QS. al A’rof (7): 16]
Dia sudah bertekad untuk menghabiskan umurnya menjadi “Penjegal” Sirotulmustaqimdengan sekuat tenaganya mencegah dan mengecohkan anak-anak Adam dari memasuki Sirotulmustaqim.
Segala tipu muslihat dilakukannya. Dari membuat jalan-jalan alternatif yang terang-terangan memakai nama lain selain Islam, sampai pada ajaran-ajaran yang mengatasnamakan Islam dan ajaran-ajaran bid’ah. Dari agama-agama kesyirikan yang menyembah patung-patung, binatang ataupun matahari sampai kesyirikan-kesyirikan terselubung seperti sihir, istigotsah kepada selain Alloh , ruwatan dan lain-lain, sampai kepada memutarbalikkan ajaran Islam itu sendiri!!. Demikian juga makanan-makanan dan minuman-minuman haram yang diganti namanya dengan nama-nama yang di-indah-indahkan dan diekspose manfaat dustanya. Pintu-pintu maksiat diperluas dan dihiasi, ketakwaan dicela sampai-sampai peninggalannya menjadi salah satu sifat bijaksana atau syarat untuk menjadi manusia moderen yang beradab. Semua itu dengan tujuan menggiring manusia ke pintu-pintu Jahannam.
Demikian pentingnya Sirotulmustaqim itu sampai Iblis siap menghabiskan seluruh umurnya untuk menyumbat Sirotulmustaqim di hadapan manusia.
Jadi apa gerangan Sirotulmustaqim itu?.