Sirotulmustaqim: BAB II. SIROTULMUSTAQIM (JALAN YANG LURUS)
Sirotulmustaqim adalah sebuah ungkapan atau istilah yang disebut dalam banyak ayat al-Qur’an al-Karim. Secara bahasa, sirot berarti jalan yang mudah dilalui, sedangkan arti dari mustaqim adalah yang lurus, serta tidak bengkok dan cacat.
Alloh menyebutkan sirotulmustaqim dalam banyak ayat al-Qur’an yang merupakan firman-Nya, dan Alloh pun menegaskan bahwa Dia Yang Maha Agung lagi Perkasa berada di atas sirotulmustaqim.
“…Sesungguhnya Robbku di atas sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS mannapotheke.de. Hud (11): 56]
Alloh memberikan hidayah berupa sirotulmustaqim kepada Nabi-Nya, Muhammad .
“Katakanlah: ’Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Robbku sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) agama yang benar, agama Ibrohim yang lurus, dan Ibrohim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” [QS. al-An’am (6): 161]
Kemudian Alloh memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar meminta petunjuk dan pertolongan untuk dapat meniti sirotulmustaqim, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Fatihah:
“Tunjukilah kami sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [QS. al-Fatihah (1): 6-7]
Alloh juga memerintahkan kita untuk mengikuti sirotulmustaqim, sebagaimana firman-Nya:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah sirotulmustaqim (jalan-Ku yang lurus), maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Demikianlah wasiat Alloh kepada kalian agar kalian bertakwa.” [QS. al-An’am (6): 153]
Para ulama telah banyak membahas dan menjelaskan tentang makna sirotulmustaqim. Ibnu Katsir menukil atsar (perkataan) para sahabat dan tabi’in ketika menjelas-kan sirotulmustaqim. Di antara mereka ada yang menya-takan bahwa sirotulmustaqim adalah Islam, ada yang menyatakan sirotulmustaqim adalah al–haqq (kebenar-an), lainnya lagi berkata bahwa sirotulmustaqim adalah Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan ‘Umar .
Kemudian Ibnu Katsir berkata:
“Semua pendapat tersebut di atas adalah benar, bahkan saling melengkapi. Karena setiap yang mengikuti Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya berarti telah mengi-kuti kebenaran, dan barangsiapa yang mengikuti kebe-naran maka ia telah mengikuti Islam, dan barangsiapa yang mengikuti Islam berarti ia telah mengikuti al-Qur’an, yaitu kitabulloh yang teguh dan jalan-Nya yang lurus.”
Beberapa pendapat yang dinukil dari para ulama salaf di atas menunjukkan dan membuktikan keluasan ilmu mereka. Mereka mengetahui bahwa sirotulmustaqim berikut berbagai realisasi dan konsekuensinya adalah dengan mengikuti Islam secara kaffah(totalitas), baik secara global maupun terperinci. Islam kaffah adalah kebenaran dan kebenaran datangnya dari al-Qur’an. Dan sebaik-baik orang yang mengamalkan dan merealisasikan apa yang terdapat dalam al-Qur’an adalah Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya. Oleh karena itu, Rosululloh bersabda:
(( وَاقْتَدُوْا بِالَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ ))
“Ikutilah dua orang sepeninggalku; Abu Bakar dan ‘Umar.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada Alloh kecuali dengan jalan tersebut, bahkan semua jalan tertutup bagi seluruh hamba kecuali jalan-Nya yang telah Ia jelaskan melalui lisan para rosul-Nya, dan yang Ia telah jadikan sebagai sarana yang dapat menghubungkan kepada-Nya. Dan memang hanya Alloh sajalah yang dapat mem-berikan petunjuk kepada sirotulmustaqim tersebut.
“…Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. al-Baqoroh (2): 213]
Sirotulmustaqim berarti mengesakan Alloh dalam beribadah dan mengikuti Rosululloh, Muhammad dalam beribadah kepada-Nya. Tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatupun dalam beribadah kepada-Nya, juga tidak menyekutukan Rosululloh dengan siapapun dalam ”pengikutan”. Memurnikan tauhidulloh dan memurnikan ittiba’(mengikuti) Rosululloh adalah menempuh sirotulmustaqim.
Jadi sirotulmustaqim adalah beribadah hanya kepada Alloh semata, dengan tidak menyekutukan-Nya, serta ittiba’ secara total kepada Muhammad , yang merupakan realisasi dari syahadatain (dua kalimat syahadat); bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh dan bersaksi bahwa Muhammad adalah rosul (utusan)-Nya. Keduanya, tauhid dan ittiba’ adalah dasar dan landasan Islam yang paling utama.
Di ayat 161 surat al-An’am yang tadi kita paparkan, Alloh menjelaskan bahwa sirotulmustaqim adalah “agama yang benar, agama Ibrohim yang lurus.” Agama itu adalah Islam. Jadi sirotulmustaqim adalah Islam.
Sebagai pendukung apa yang telah dikemukakan di atas, Ibnul Qoyyim berkata:
“Ungkapan yang bersifat menyeluruh tentang sirotul-mustaqim, bahwa ia (sirotulmustaqim) adalah jalan yang dipancangkan Alloh untuk para hamba-Nya yang dapat menghubungkan kepada-Nya melalui lisan para rosul-Nya. Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan tersebut, yaitu mengesakan-Nya dalam beribadah dan mengesakan para rosul-Nya dalam ketaatan. Dan hal ini merupakan kandungan utama dari syahadat La Ilaha Illalloh dan syahadat Anna Muham-madan ‘Abduhu wa Rosuluhu. Kesimpulannya, yaitu engkau mencintainya dengan sepenuh hati dan meridoi-nya dengan segenap upaya, sehingga dalam hatimu tidak ada hal lain selain dipenuhi kecintaan kepadanya, dan tidak ada sedikitpun kehendak atau upayamu kecuali untuk menggapai keridoannya. Hal ini tiada lain adalah al-haqq (kebenaran), yaitu dengan mengenal dan meng-amalkannya (kebenaran) serta dengan mengetahui agama yang dibawa oleh para rosul utusan Alloh dan menjalankannya dengan konsekuen.”